01 Jan 1970
Andreas
Kopi keliling atau coffee cart / mobile coffee telah menjelma menjadi bagian penting dari budaya ngopi di Indonesia. Bukan cuma tren sesaat, tapi mulai dilirik sebagai peluang usaha nyata oleh banyak orang. Berikut ini analisis dari berbagai aspek: sejarah, model bisnis, keunikan, merek-merek yang sudah main, plus potensi ke depan.
Tren kopi keliling makin populer sejak pandemi COVID-19. Karena banyak kedai stasioner harus tutup atau operasional terbatas, pelaku usaha beradaptasi dengan cara jualan kopi bergerak.
Sebelum pandemi, kopi keliling sudah ada, tapi lebih bersifat informal: gerobak tradisional, pedagang kaki lima atau di kawasan ramai.
Setelah pandemi, muncul inovasi tetap dalam desain kendaraan, metode pemesanan (antar, delivery), dan variasi menu—mulai dari kopi tradisional hingga minuman ala café kekinian.
Modal usaha kopi keliling cukup fleksibel: dari model home-industry kecil dengan modal Rp 5-10 juta (untuk peralatan sederhana, gerobak kecil) sampai ke versi lebih besar: gerobak khusus, motor listrik, kendaraan van, dengan modal puluhan juta.
Lokasi mangkal adalah faktor penting: pusat keramaian kota, dekat perkantoran, kampus, stasiun. Mobilitas memungkinkan mencapai banyak konsumen.
Franchise dan kemitraan menjadi opsi model yang menarik: brand kopi keliling yang lebih besar mulai membuka peluang waralaba atau model kemitraan rider / mitra keliling. Contohnya Janji Jiwa lewat “Sejuta Jiwa”, Kopi Jago membuka kemitraan untuk armada keliling.
Harga terjangkau: kopi keliling umumnya menawarkan menu kopi & non-kopi dengan harga jauh lebih murah dibanding kedai stasioner. Misalnya, Rp 8.000-Rp 12.000 untuk menu kopi susu, minuman teh, atau es cokelat.
Kemudahan & kepraktisan: konsumen tidak perlu datang ke kedai; kopi bisa dibawa atau datang ke titik yang mudah dijangkau. Service antar atau pemesanan via WhatsApp / aplikasi lokal sering digunakan.
Desain & estetika: gerobak, sepeda, motor, atau van kopi yang dimodifikasi menarik perhatian; menjadi objek konten di media sosial. Branding visual menjadi bagian penting.
Keberagaman menu: selain kopi susu & kopi hitam, banyak kopi keliling yang menawarkan minuman kekinian, sirup, cold brew, minuman non-kopi (teh, cokelat, lemon tea), sehingga menjangkau selera lebih luas.
Merek | Model / Konsep | Ciri Khas |
---|---|---|
Kopi Jago | Sepeda / motor keliling, kemitraan dengan “riders” | Branding kuat, mobilitas tinggi, tanpa waralaba penuh tapi peserta dapat dukungan produk & sistem |
Kopi Rindumu | Gerobak di area kota, harga terjangkau | Menu simple & kekinian, hadir di lokasi strategis seperti kampus / perkantoran |
Janji Jiwa – Kopi Sejuta Jiwa | Mobile Coffee Cart / kemitraan “riders” & franchise | Paket kemitraan & waralaba tersedia, produk & SOP dibantu dari pusat, dukung UMKM lokal |
Kopi dari Hati | Franchise / kemitraan, konsep kopinya personal | Fokus pada pelayanan & community |
Biaya operasional lebih rendah dibanding kedai tetap (tidak perlu sewa toko besar, dekorasi interior, dan biaya tetap lainnya).
Tingkat fleksibilitas tinggi: bisa pindah lokasi tergantung event, jam ramai, area strategis.
Modal awal bisa berskala kecil dulu, lalu berkembang.
Mendekat ke konsumen & pandai memanfaatkan sosial media sebagai alat promosi gratis melalui visual & konten.
Regulasi lokal: izin usaha, izin lingkungan, izin tempat mangkal atau izin jalan bisa menjadi hambatan di berbagai kota.
Keterbatasan fasilitas: penyimpanan bahan baku, air bersih, listrik, dan fasilitas pendukung perlu diperhatikan.
Persaingan dengan kedai kopi tetap & merek kopi keliling lainnya; harus kreatif dalam menu, branding, dan lokasi.
Kualitas konsisten: menjaga kualitas bahan & pelayanan agar rasa dan pengalaman pelanggan tetap baik meski keluar masuk lokasi.
Peluang besar di kota-kota menengah & kecil: area yang belum banyak kedai kopi stasioner tetapi punya konsumen kopi yang tumbuh.
Teknologi & pemesanan digital akan semakin mempengaruhi: aplikasi antar, sistem loyalitas, pemesanan online, pembayaran digital.
Inovasi unit & desain kendaraan / gerobak: sepeda listrik, van kopi, modul portable.
Menu spesial & pengalaman unik: kopi single origin, cold brew, kreasi premium yang dulu hanya ada di kedai butik, bisa diadaptasi agar tetap mobile.
Kopi keliling bukan lagi sekadar tren. Ia sudah menjadi bagian dari ekosistem kopi Indonesia. Dengan modal yang relatif terjangkau, desain visual yang menarik, lokasi yang strategis, dan inovasi layanan, usaha ini menawarkan peluang nyata bagi banyak orang.
Jika kamu tertarik terjun ke bisnis kopi keliling, beberapa hal yang perlu diperhatikan: dari modal, izin, desain gerobak, hingga strategi pemasaran. Tapi yang paling penting kopi & layanan harus tetap baik agar konsumen puas dan kembali.
Sumber:
BISNIS KOPI KELILING, MEMANGNYA BISA UNTUNG? — Majalah Otten Coffee
8 Rekomendasi Franchise Kopi Keliling yang Menjanjikan — BFI Blog
Ini Tiga Merek Kopi Kekinian yang Punya Layanan Kopi Keliling — Entrepreneur
Fenomena Tren Kopi Keliling, Sudah Coba? — Majalah Otten Coffee