02 Mar 2025
Super Admin
Kopi bukan hanya sekadar minuman—ia adalah budaya, gaya hidup, bahkan identitas. Setiap cangkir kopi yang kita nikmati hari ini menyimpan jejak perjalanan panjang yang dimulai ribuan tahun lalu. Mari kita telusuri bagaimana kopi pertama kali ditemukan, menyebar ke berbagai penjuru dunia, hingga akhirnya menjadi komoditas global yang kita kenal sekarang.
Sejarah kopi dipercaya bermula di Ethiopia sekitar abad ke-9. Menurut legenda, seorang penggembala kambing bernama Kaldi memperhatikan bahwa kambing-kambingnya menjadi lebih energik setelah memakan buah merah dari semak tertentu. Kaldi mencoba buah itu sendiri dan merasakan efek stimulan yang serupa.
Ia kemudian membawa penemuannya ke seorang biarawan, yang mencoba merebus buah itu untuk membantu berjaga saat berdoa malam. Minuman ini akhirnya menyebar ke biara-biara lain dan dikenal sebagai sarana untuk meningkatkan konsentrasi spiritual.
Dari Ethiopia, kopi menyebar ke Yaman sekitar abad ke-15. Di sinilah biji kopi pertama kali dipanggang dan diseduh seperti yang kita kenal sekarang. Minuman ini menjadi populer di kalangan sufi yang menggunakannya untuk tetap terjaga selama ritual malam.
Pelabuhan Mocha di Yaman menjadi pusat perdagangan kopi dunia. Kata “Mocha” bahkan menjadi identik dengan kopi berkualitas tinggi.
Dari Yaman, kopi menyebar ke Mesir, Turki, dan seluruh Timur Tengah. Kedai kopi pertama didirikan di Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada pertengahan abad ke-16 dan dikenal sebagai “qahveh khaneh”—tempat orang berdiskusi politik, bermain catur, mendengarkan musik, dan tentu saja, minum kopi.
Kopi pun menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Islam. Karena efek stimulan ringan dan tidak memabukkan, kopi tidak dilarang oleh agama.
Kopi tiba di Eropa sekitar awal abad ke-17 melalui pedagang Venesia. Awalnya, minuman ini dicurigai oleh gereja, namun setelah Paus Klemens VIII mencicipinya dan memberkatinya, kopi menjadi legal dan menyebar pesat.
History Of CoffeeKedai kopi mulai bermunculan di kota-kota besar seperti:
Oxford (1650)
Londra (1652)
Paris (1672)
Wina (1683), menyusul kekalahan Ottoman di Pertempuran Wina
Di Inggris, kedai kopi dikenal sebagai "penny universities", karena orang bisa membeli secangkir kopi seharga satu penny dan mendapatkan diskusi intelektual gratis.
Permintaan kopi yang tinggi mendorong negara-negara kolonial untuk memulai budidaya kopi di daerah tropis. Belanda menanam kopi di Jawa (Indonesia) pada 1696 dan sukses besar, menjadikan Indonesia eksportir kopi utama pada abad ke-18.
Negara penghasil kopi lainnya mulai bermunculan:
Brasil (ditanam pada 1727)
Karibia dan Amerika Tengah (melalui Prancis dan Spanyol)
Afrika timur (dipelopori oleh Inggris)
Eksploitasi kolonial turut membentuk sejarah kopi—banyak perkebunan kopi menggunakan tenaga kerja paksa atau perbudakan.
Dengan munculnya mesin roasting dan teknik produksi massal, kopi menjadi minuman rumah tangga di seluruh dunia. Kopi instan ditemukan pada awal abad ke-20 dan sangat populer selama Perang Dunia.
Merek-merek besar seperti:
Nescafé (1938)
Maxwell House
Folgers
...memasuki pasar global dan mendominasi konsumsi kopi rumahan.
Saat ini, dunia memasuki era “third wave coffee”—gerakan yang menekankan kualitas, asal-usul, transparansi rantai pasok, dan seni seduh kopi. Konsumen tidak lagi hanya membeli kopi, tapi juga cerita di balik bijinya: siapa yang menanam, di mana, dan bagaimana.
Ciri-ciri third wave coffee meliputi:
Single origin (kopi dari satu kebun atau daerah)
Manual brewing (V60, Chemex, AeroPress)
Specialty coffee shop
Kesadaran akan praktik etis dan keberlanjutan
Dari bukit-bukit Ethiopia hingga kedai kopi trendi di Jakarta, sejarah kopi adalah cermin dari sejarah peradaban manusia: perdagangan, eksplorasi, kolonialisme, teknologi, dan sekarang—kesadaran etika. Setiap tegukan kopi mengandung warisan budaya yang panjang dan kompleks.